Mungkin
Psikokinesis (dari bahasa Yunani ψυχή, "psyche", berarti pikiran, jiwa, hati, atau napas; dan κίνησις, "kinesis", berarti gerak, gerakan; harfiah "pikiran-gerakan"), adalah kemampuan memanipulasi sebuah objek fisik hanya dengan pikiran semata-mata. Sebuah objek, bisa berupa benda maupun tubuh dimanipulasi dari jarak jauh. Salah satu bentuknya adalah psikokinetik metal-bending, yakni efek psikokinetik terhadap benda-benda logam seperti kunci, sendok, pisau atau semacamnya.
Meskipun umumnya fenomena psikokinesis direncanakan. Namun ada juga fenomena psikokinesis yang terjadi dengan spontan. Menurut para ahli parapsikologi, jika berada dalam keadaan terancam bahaya atau ketakutan yang sangat, Kita bisa dengan serta merta mengeluarkan daya psikokinetik. Misalnya saja memecahkan kaca pada saat ketakutan. Padahal itu adalah hasil daya psikokinetik yang kita keluarkan.
Klasifikasi psikokinesis
Umumnya para ahli parapsikologi membedakan adanya dua jenis psikokinesis, yakni psikokinesis-makro dan psikokinesis-mikro. Psikokines-makro adalah yang kejadiannya bisa diamati secara langsung. Seperti misalnya membengkokkan sendok, mengangkat benda ke udara, atau tahan senjata tajam. Sedangkan Psikokinesis-mikro kejadiannya tidak bisa diamati dengan menggunakan mata telanjang. Diperlukan metode statistik tertentu untuk bisa mengetahuinya. Termasuk dalam kategori mikro adalah pengobatan jarak jauh.[1]Terdapat banyak bentuk psikokinesis yang umumnya dipercayai masyarakat keberadaannya. Selain mengontrol cuaca, beberapa diantaranya adalah tahan api, mengapungkan benda di udara, tahan benda sangat panas (ada orang yang bisa menempa pisau dengan tangan telanjang), tahan senjata tajam, dan lainnya. Termasuk yang sangat dipercayai masyarakat adalah penyembuhan jarak jauh. Dari suatu tempat, seseorang berupaya menyembuhkan orang lain yang berada di tempat lain.[1]
Salah satu bentuk Makro-PK yang sering dipertunjukkan dimuka umum adalah tahan senjata tajam. Berbagai pertunjukan tradisional semacam debus, kuda lumping, atau kuda dor, biasanya selalu disertai unjuk kekuatan anti senjata tajam. Dalam kondisi normal, sangat tidak mungkin kulit akan tahan senjata tajam. Untuk lebih meyakinkan, biasanya senjata tajam itu (biasanya berupa parang atau golok) disabetkan dulu ke benda tertentu semisal bambu. Sekali tebas, bambu sebesar lengan langsung putus. Tapi dalam pertunjukan tersebut, seseorang benar-benar menjadi kebal.[1]
No comments:
Post a Comment